Selasa, 08 Mei 2012
Sistem Kemudi
LKS SMK : Konstruksi Dan Cara Kerja Sistem Kemudi
Rangkuman Materi
1) Fungsi.
Fungsi sistem
kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
2) Cara kerja.
Bila steering
wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering
gear (roda gigi kemudi).
Steering
gear memperbesar tenaga putar ini sehingga
dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage.
Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan.
Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan
adalah model recirculating ball dan pada kendaraan ringan yang banyak digunakan
adalah model rack dan pinion. Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka
harus memenuhi persyaratan seperti berikut :
> Kelincahannya baik.
> Usaha pengemudian yang baik.
> Recovery ( pengembalian ) yang
halus.
> Pemindahan kejutan
dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
Tujuan:
1.
Mengetahui fungsi dari
sistem kemudi.
2.
Mengetahui Cara kerja dari
sistem kemudi.
3.
Mengetahui konstruksi dari
sistem kemudi.
Alat
dan Bahan:
1.
Lembar kerja.
2.
1 set tool box.
3.
Unit trainer sistem kemudi.
4.
Kelengkapan keselamatan kerja (kacamata kerja dan sarung tangan).
Perencanaan Praktikum:
Kamu diminta untuk melakukan mengisi dan menjawab nama-nama komponen dari sistem kemudi.
1. Tuliskan nama-nama komponen dari gambar sistem
kemudi dibawah ini
a.
Sistim
kemudi model Recirculating bal
|
b.
Sistim
kemudi model Rack dan pinion
|
||
|

Daftar Pustaka
Astra
International Training Center, Basic Mechanic Training 3, Astra Internasional.
Toyota
Service Training, 1996, New Step 1, Jakarta, PT.Toyota Astra Motor.
Memelihara Baterai
LKS SMK : Pengukuran Elektrolit Baterai, Pengujian
Baterai Dengan Beban Dan Pengujian Kebocoran Baterai
Rangkuman Materi
1. Pemeriksaan Elektrolit
Jumlah
elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara
tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang
menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan
menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau
pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah
elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan
menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.
Penyebab
elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila
berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian.
Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu
cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat
korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi. Pemeriksaan
berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat
jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas
baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai
kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130.
2. Langkah melakukan
pengukuran elektrolit baterai adalah:
1) Lepas terminal baterai negatif
2) Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar
tidak tercecer
3) Masukkan thermometer pada lubang baterai
4) Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
5) Pompa hydrometer sampai elektrolit masuk ke dalam
hydrometer dan pemberat terangkat
6) Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis
elektrolit baterai dan baca temperature elektrolit baterai
7) Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel
baterai yang lain


Gambar
1. Memeriksa elektrolit
Berat jenis elektrolit berubah
sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis normal ditentukan
pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit harus
diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:
S 20 ºC= St + 0,0007 x (t - 20)
S 20 ºC : berat jenis pada temperature 20 ºC
St : Nilai pengukuran berat jenis
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran
Contoh:
Tentukan berat
jenis baterai bila hasil pengukuran pada temperature 0ºC, menunjukkan berat
jenis 1,260.
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
= 1,260 + 0,0007 x ( 0 – 20)
= 1,260 – 0,0014
= 1,246
Tindakan yang
harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah sebagai berikut:
Tabel .1 Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil
pengukuran BJ elektrolit
HASIL PENGUKURAN
|
TINDAKAN
|
1.280 Atau lebih
|
Tambahkan air suling agar berat
jenis
berkurang
|
1.220 – 1.270
|
Tidak Perlu Tindakan
|
1.210 atau kurang
|
Lakukan pengisian penuh, ukur
berat jenis.
Bila masih dibawah 1.210 ganti baterai.
|
Perbedaan antar sel kurang dari
0.040
|
Tidak perlu tindakan
|
Perbedaan berat jenis antar sel
0.040 atau lebih
|
Lakukan pengisian penuh, ukur
berat jenis.
Bila berat jenis antar sel
melebihi 0.030,
setel berat jenis. Bila tidak
bisa dilakukan,
ganti baterai
|
3. Kebocoran Arus
Adanya
kebocoran arus listrik menyebabkan baterai mengalami pengosongan, sehingga bila
kendaraan lama tidak digunakan maka energi listrik yang tersimpan pada baterai
dapat berkurang cukup banyak sehingga mesin sulit dihidupkan.


Gambar 2. Pemeriksaan
kebocoran arus
Langkah untuk
memeriksa kebocoran arus listrik adalah sebagai berikut:
1) Matikan seluruh beban kelistrikan
2) Lepas kabel baterai negatip
3) Pasang amper meter dengan skala ukur 35 mA
4) Baca hasil pengukuran
5) Besar kebocoran arus tidak boleh melebihi 20 mA.
Besar
arus tersebut disebabkan energi listrik yang digunakan untuk jam maupun memori
ECU (Electronic Control Unit).
Penyebab terjadi kebocoran arus karena adanya karat, kotoran, air pada terminal
atau soket sehingga mampu mengalirkan listrik. Pengukuran dapat pula dilakukan
pada kabel positif. Kebocoran arus listrik dapat pula terjadi ke bodi baterai (Case drain) untuk memeriksa hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara:

Gambar
3. Pemeriksaan kebocoran bodi
Atur
selector pada voltage, hubungkan kabel negatif multi meter ke negatif baterai
dan positif volt meter ke bodi baterai. Penunjukan yang baik adalah 0 Volt, dan
tegangan tidak boleh melebihi 0,5 V.
Pemeriksaan dengan test beban baterai
Pemeriksaan
baterai dengan beban dilakukan Battery load tester. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara memberi beban baterai sebesar 200 A selama 15 detik. Bila tegangan
baterai lebih dari 9,6 V berarti baterai masih baik, bila tegangan baterai 6,5V
– 9,6 V baterai perlu diisi beberapa saat, bila tegangan kurang dari 6,5 V
ganti baterai karena kemungkinan ada sel baterai yang sudah rusak.

Gambar
4. Test dengan beban
Tujuan:
1. Memeriksa
elektrolit baterai dengan alat dan metode yang benar.
2. Mengkonversi
hasil pemeriksaan berat jenis pada temperature 20ºC.
3. Menguji
baterai dengan beban dengan prosedur yang benar.
4.
Menentukan baterai masih baik
atau sudah rusak.
5. Menguji
kebocoran arus pada baterai dengan prosedur yang benar.
6.
Menentukan baterai masih baik
atau sudah rusak.
Alat
dan Bahan:
1.
Lembar kerja.
2.
Hidrometer.
3.
Unit mobil/ engine stand.
4.
Baterai.
5.
Volt meter & Amper meter 20V, 500A.
6.
Multimeter Digital dengan ketelitian 0,001 Amper dan
0,001 Volt.
7.
Kelengkapan keselamatan kerja (kacamata kerja dan sarung tangan).
Perencanaan Praktikum:
Kamu diminta untuk melakukan pemeriksaan
elektrolit baterai dengan alat dan metode yang benar, mengkonversi hasil
pemeriksaan berat jenis pada temperature 20ºC, menentukan kapasitas baterai, menguji
baterai dengan beban dengan prosedur yang benar, menguji kebocoran arus pada
baterai dengan prosedur yang benar, dan menentukan baterai masih baik atau
sudah rusak.
1. Bagaimana cara memeriksa elektrolit baterai dan
menentukan berat jenis baterai serta mengkonversikan hasil
pemeriksaan berat jenis pada temperature 20ºC?
Keselamatan Kerja:
1.
Baterai cukup berat, sehingga perhatikan metode mengangkat yang benar.
2.
Elektrolit bersifat asam, korosif sehingga bila mengenai baju maka baju dapat
rusak.
3. Saat memeriksa elektrolit maka ujung selang hydrometer
tidak perlu diangkat dari lubang baterai.
4. Bila bagian badan terkena elektrolit dapat menyebabkan
iritasi, maka cuci dengan air, bila mengenai mata cuci dengan air dan secepatnya
ke dokter.
5.
Gunakan alat keselamatan kerja seperti kacamata dan sarung tangan karet.
Langkah Kerja:
1. …………………………………………………………………………………………………………………………………...
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………………………………………………………………..

6. …………………………………………………………………………………………………………………………………..
7. ……………………………………………………………………………………………………………………………………

- …………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 1
Pengamatan
Sel
Baterai
|
Temperatur
saat
pengukuran
|
Berat
jenis
|
Temperatur
20ºC
|
Berat
jenis
|
1
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
Rumus untuk mengkonversi berat jenis
S 20 ºC= St + 0,0007 x (t - 20)
S 20
ºC : berat jenis pada temperature 20 ºC
St :
Nilai pengukuran berat jenis
t :
Temperatur elektrolit saat pengukuran
- ……………………………………………………………………………………………………………………………………
2.
Bagaimana cara menguji baterai
dengan beban (battery load
test) sesuai prosedur yang benar
dan menentukan baterai masih baik atau sudah rusak?
Keselamatan Kerja:
1. Saat
melakukan starter tidak boleh melebihi 15 detik, bila terlalu lama, potensi menyebabkan
rangkaian sistem starter terbakar dan motor sterter terbakar.
2.
Hati-hati memasang terminal baterai tidak boleh terbalik
3. Bila bagian
badan terkena elektrolit dapat menyebabkan iritasi, maka cuci dengan air, bila
mengenai mata cuci dengan air dan secepatnya ke dokter.
4.
Gunakan alat keselamatan kerja seperti kacamata dan sarung tangan karet.
Langkah Kerja:
1. …………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
6. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
7. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 2.
Pengamatan
Data Baterai
|
||
Merk
|
Kode
|
CCA
|
|
|
|
Data
Hasil Pengujian
|
||
Pengujian
ke
|
Arus
|
Tegangan
|
1
|
|
|
2
|
|
|

Keterangan:
a.
Baterai yang diuji harus dalam kondisi terisi penuh
b.
Interprestasi hasil :
Tegangan baterai lebih dari 9,6 V berarti baterai masih
baik, bila tegangan baterai 6,5V – 9,6 V baterai perlu diisi beberapa saat,
bila tegangan kurang dari 6,5 V ganti baterai karena kemungkinan ada sel
baterai yang sudah rusak.
8. ………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3.
Bagaimana cara menguji
kebocoran baterai (drain test) sesuai
prosedur yang benar dan menentukan baterai masih baik atau sudah rusak?
Keselamatan Kerja:
1.
Melepas kabel baterai harus kabel negatif dahulu, kemudian kabel positif.
2.
Hati-hati memasang terminal baterai tidak boleh terbalik.
3. Bila bagian
badan terkena elektrolit dapat menyebabkan iritasi, maka cuci dengan air, bila
mengenai mata cuci dengan air dan secepatnya ke dokter.
4.
Gunakan alat keselamatan kerja seperti kacamata dan sarung tangan karet.
Langkah Kerja:
Test
Kebocoran Arus
1. …………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
5. …………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Test
Kebocoran Body (Drain Case)
1. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. ………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Tabel 3. Pengamatan
Jenis Test
|
Hasil
|
Spesifikasi
|
Interprestasi
hasil
|
Drain test
Arus
|
|
Maks 0,20 A atau
20 mA
|
|
Drain Case
Tegangan
|
|
Maks 0,50 V atau
50 mV
|
|
5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
Anonim (2003),
Bahan Pelatihan Nasional Otomotif, Perbaikan Kendaraan Ringan, Electrical,
Konstruksi dan Operasi Baterai, Jakarta,
Anonim (2003),
Bahan Pelatihan Nasional Otomotif, Perbaikan Kendaraan Ringan, Electrical,
Kelayakan Pakai Baterai, Jakarta,
Langganan:
Postingan (Atom)